(PNS Pemkab. Balangan, Direktur STKOM SAPTA COMPUTER)

Senin, 11 Januari 2010

Contoh Skripsi Pendidikan Biologi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pembelajaran pada hakikatnya adalah bagaimana PBM yang dilakukan guru dikelas berlangsung secara bermutu dan bermakna. Jadi, mutu pendidikan ditentukan didalam kelas melalui PBM.
Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan menggerakkan seluruh komponen yang menjadi sub sistem dalam suatu sistem mutu pendidikan. Sub sistem yang pertama dan utama dalam peningkatan mutu pendidikan adalah faktor guru. Ditangan gurulah hasil pembelajaran yang merupakan salah satu indikator mutu pendidikan lebih banyak ditentukan, yakni pembelajaran yang bermutu sekaligus sebagai pemberdaya kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability) peserta didik.
Agar dapat mengajar efektif, guru juga harus meningkatkan kemampuan bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar.
Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal dibutuhkan guru yang kreatif dan inovatif yang selalu mempunyai keinginan terus menerus untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar dikelas. Oleh karena itu salah satu upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar adalah melaksanakan penelitian kelas (PTK), dengan PTK kekurangan dan kelemahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar dapat teridentifikasi dan terdeteksi untuk selanjutnya dicari solusi yang tepat.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa dengan Konsep Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square Di MTs Al - Istiqamah Baruh Panyambaran.

1.2 RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
1. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa dalam konsep Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square?
2. Bagaimana aktivitas siswa dalam konsep Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square?
3. Bagaimana aktivitas guru dalam konsep Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square?
4. Bagaimana respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe word square?
2. Batasan Masalah
1. Pemahaman siswa dalam konsep Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square.
2. Aktivitas siswa dalam konsep Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square.
3. Aktivitas guru dalam konsep Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square
4. Respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe word square

1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa dalam konsep Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square.
2. Mengetahui aktivitas siswa dalam konsep Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square.
3. Mengetahui aktivitas guru dalam konsep Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup dengan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square
4. Mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe word square.

1.4 MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi sekolah, sebagai salah satu upaya dalam pengembangan pembelajaran Biologi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
2. Sebagai tambahan informasi bagi guru tentang model pembelajaran kooperatif tipeWord Square
3. Bagi siswa, sebagai salah satu cara pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar Biologi mereka.
4. Sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk penelitian selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Purwanto (1998: 84) mengemukakan adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian belajar, yaitu
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu bisa mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
c. untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.
d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
Good dan Brophy dalam Purwanto (1998: 85) mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaitu "Learning is the deyelopment of new associations as a result ofexperience'". Selanjutnya dijelaskan bahwa "Belajar itu suatu proses yang benar-benar bersifat internal (a purely internalevent). Belajar merupakan proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata; proses itu terjadi di dalam din seseorang yang sedang mengalami belajar Jadi menurut Good dan Brophy yang dimaksud belajar bukanlah tingkah laku yang nampak, tetapi adalah proses yang terjadi secara internal di dalam diri indiyidu dalam usahanya memperoleh hubungan hubungan baru (new associations). Hubungan-hubungan baru itu dapat berupa: antara perangsang, antara reaksi, atau antara perangsang dan reaksi. Sedangkan menurut Usman & Setiawati (2001:4) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berikut adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adaalah suatu proses perubahan dalam diri scscorang sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Sudjana (2004: 39) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
l. Faktor dari dalam diri siswa yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti motivasi, minat, perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, bakat dan kemampuan, fisik dan psikis. Faktor ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah pancaindra contohnya sakit, cacat tubuh, dan perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki. Faktor nonintelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, minat kebutuhan, motivasi, emosi dan penyusuaian diri.
c. Faktor kematangan fisik maupun fisikis. (Usman, 2000:10)
2. Faktor dari luar atau lingkungan yaitu faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan dimana siswa tersebut berada seperti:
a. Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok.
b. Faktor budaya, seperti adat kebiasaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
c. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.
d. Faktor lingkungan spritual atau keagamaan.
(Usman, 2000:10)
2.3 Metode-Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak disamping menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri.
2. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan dibahas.
3. Metode diskusi
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama.
4. Metode belajar kooperatif
Dalam metode ini terjadi interaksi antar anggota kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. Model belajar kooperatif yang sering diperbincangkan yaitu belajar kooperatif model jigsaw yakni tiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk disampaikan atau diajarkan pada teman sekelompoknya.
5. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat – alat bantu pengajaran seperti benda – benda miniatur, gambar, perangkat alat – alat laboratorium dan lain – lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain – lain peragaan konsep serta fakta yang memungkinkan.
6. Metode ekspositori atau pameran
Metode ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.
7. Metode karyawisata/widyamisata
Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat meransang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar.


8. Metode penugasan
Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.
9. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Metode ini paling tepat apabila digunakan untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan penemuan.
10. Metode bermain peran
Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah – olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatanm terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama.
2.4 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan / tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).
Pembelajaran dalam penerapan pembelajaran kooperatif, atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil sebagai kelompok.
Menurut teori psikodinamika, kelompok bukan hanya sekedar kumpulan individu melainkan merupakan satu kesatuan yang memiliki ciri dinamika dan emosi tersendiri
Langkah - Langkah Dalam Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran Kooperatif terdapat 6 langkah utama atau tahapan. pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar.
Tabel l. langkah - langkah model pembelajaran kooperatif
Fase Tingkah laku guru
fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin di capai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase 2
Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrsi atau lewat bahan bacaan

Fase 3
Mengkoordinasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranaya membentuk kelompok belajar dan membantu seiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membingbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang pernah di pelajari atau masing masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6
Memberikan Penghargaan

Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok



2.5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square
Dalam model pembelajaran kooperatif diberikan jenis pendekatan yang salah satunya word square. Pembelajaran kooperatif tipe word square merupakan pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran.
Pada word square siswa dalam satu kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya, dan kemudian saling membantu dalam melakukan diskusi.
Metode diskusi yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif tipe word square ini dengan tanya jawab, diskusi dan sebagainya, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.
Menurut Akhmadsudrajad, 2008 ada 4 langkah utama didalam pembelajaran yang menggunakan model word square, yaitu :
1). Penyajian kelas
Tujuannya adalah menyajikan materi berdasarkan pembelajaran yang telah disusun. Setiap pembelajaran dengan model word square, selalu dimulai dengan penyajian kelas. Sebelum menyajikan materi, guru dapat memulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi untuk berkooperatif dan sebagainya.


2). Tahapan kegiatan belajar kelompok
Dalam kegiatan belajar kelompok, materi yang di gunakan adalah LKS (lembar kerja siswa ) untuk setiap kelompok
3). Tahapan menguji kinerja individu
Untuk menguji kinerja individu pada umumnya digunakan tes atau kuis. Setiap siswa wajib mengerjakan tes atau kuis. Setiap siswa berusaha untuk bertanggung jawab secara individual, melakukan yang terbaik sebagai kontribusinya kepada kelompok.
4). Tahapan mengukur kinerja kelompok
Penghargaan kelompok di berikan berdasarkan skor peningkatan kelompok yang di peroleh. Untuk menentukan skor pencapaian kelompok di gunakan rumus menurut Ibrahim, dkk ( 2000 ) dalam permana ( 2004 ) yaitu
Nilai kelompok :Jumlah total skor peningkatan kelompok
Jumlah anggota kelompok

Berdasarkan poin peningkatan yang diperoleh terdapat tiga tingkat penghargaan kelompok yaitu :
a. kelompok dengan poin rata-rata 15 sehingga kelompok baik
b. kelompok dengan poin rata-rata 20 sehingga kelompok hebat
c. kelompok dengan poin 25 sehingga kelompok super
2.6 Penelitian Tindakan Kelas
Penilitian tindak kelas atau PTK (Classroom Actionresearch) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.

Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan (Action Research), dan penelitian tindakan ini bagian dari penelitian pada umumnya.
Sedangkan menurut Rochiati, (2005) penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang di kumpulkan bisa saja bersifat kuntitatif, penilitian merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan.
PTK pertama kali di pakai oleh kurt kewin, pada waktu itu PTK dipakai untuk mendeskripsikan penelitian yang merupakan perpaduan antara pendekatan eksperimental dalam bidang ilmu sosial, dengan program tindakan sosial untuk menanggapi permasalahan sosial (Sukidin, dkk, 2002 ).
2.7. Ciri-ciri makhluk hidup
Keanekaragaman makhluk hidup bisa kita lihat dari ciri-ciri makhluk hidup itu sendiri. Bergerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup.akan tetapi boneka tidak mampu bergerak sehingga termasuk makhluk tak hidup. Inilah salah satu ciri makhluk hidup dengan makhluk tak hidup. Ada juga boneka yang dapat mengeluarkan suara seperti tangisan bayi,mampu memejamkan mata, bahkan ada boneka yang dapat menggerak- gerakkan kakinya. Mengapa demikian? kalian akan menemukan alasannya setelah memahami materi berikut.
1. Bernapas (Respirasi)
Suatu makhluk hidup dikatakan hidup apabila bernapas.semua makhluk hidup, sepaerti hewan, tumbuhan,dan manusia baik yang besar-kecil, tua¬-muda, melakukan proses ini. Ketika bernapas, makhluk hidup menghirup oksigen (02) dan menghembuskan karbon dioksida (C02).
Oksigen diperlukan untuk proses oksidasi zat makanan yang menghasilkan energi dan karbon dioksida. Energi berguna untuk menjalankan kegiatan hidup. Reaksi oksidasi sebagai berikut :
Zat makanan + oksigen  energi + uap air + karbon dioksida Sistem pernapasan pada makhluk hidup di bantu oleh alat -alat pernapasan. Alat pernapasan pada beberapa jenis makhluk hidup berbeda - beda. Misalnya manusia bernapas menggunakan paru - paru, katak menggunakan paru - paru dan permukaan kulitnya, ikan menggunakan insang, burung menggunakan paru - paru di bantu oleh kantung udara, dan cacing menggunakan permukaan kulit. Tumbuhan bernapas melalui stomata yang terdapat di permukaan daun dan lentisel yang terdapat di permukaan batang.
2. Memerlukan Makanan (Nutrisi) .
Selain diatas, makhluk hidup juga menunjukkan ciri-ciri lain yaitu makhluk hidup perlu makan untuk mempertahankan hidupnya. Makhluk hidup membutuhkan makanan selain sebagai sumber energi, makanan juga untuk pertumbuhan, dan mengganti sel-sel yang rusak. Tumbuhan hijau mampu memproduksi makanan sendiri, tumbuhan hijau sebagai produsen mengolah zat-zat anorganik menjadi zat organik (zat makanan) melalui proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembuatan makanan oleh tumbuhan hijau dengan bantuan cahaya, misalnya sinar matahari.


Tumbuhan yang tidak berklorofil, separti manusia dan hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri. Oleh karena itu, untuk memperoleh makanan mereka bergantung pada organisme lain.
3. Bergerak dan Reaksi terhadap Rangsang
Tentu kalian pernah melihat seekor capung atau kupu-kupu sedang hinggap diranting. Apabila tiba-tiba kalian dekati hewan tersebut sambil bertepuk tangan,apa yang akan terjadi?ciri-ciri hidup apa yang dapat kalian temukan dari peristiwa tersebut ?
Gerak merupakan perpindahan bagian tubuh. Gerak merupakan suatu tanggapan terhadap rangsang tertentu (iritabilitas). Hewan dan manusia dapat bergerak bebas sedangkan tumbuhan bergerak terbatas atau bergerak pada sebagian tuibuhnya. Tumbuhan bergerak dapat ditunjukkan seperti pada menutupnya daun tanaman putri malu bila tersentuh.
Gerak dibedakan menjadi dua yaitu gerak aktif dan gerak pasif. Gerak aktif adalah gerak berpindah tempat,misalnya gerak menggunakan kaki, sayap, dan sirip. Sedangkan gerak pasif adalah gerak di tempat seperti tumbuh¬tumbuhan.
4. Tumbuh dan Berkembang
Coba amati diri kalian sekarang bandingkan dengan dulu sewaktu masih kecil usia 2- 4 th, tentu berbeda dengan usia kalian yang sudah duduk di kelas SMP. Itulah yang dinamakan makhluk hidup itu tumbuh, sama halnya dengan kita manusia, hewan dan turribuhan pun tumbuh, misalnya saja pada pad proses pertumbuhan biji kacang, biji tersebut dapat berkecambah dan menjadi tumbuhan karena mengalami pertumbuhan
Jadi setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses penambahan biomassa yang tidak dapat kembali kekeadaan semula (irreversible). -
5. Mengeluarkan Zat Sisa
Semua makhluk hidup mengeluarkan zat sisa (ekskresi). Zat sisa pada manusia berupa urine, keringat dan karbon dioksida. Zat sisa tersebut hasil dari kegiatan metabolisme.urine dikeluarkan dari ginjal, keringat dikeluarkan melalui kulit, dan karbon dioksida dikeluarkan dari paru-paru. Zat sisa tersebut memang sudah tidak berguna bagi tubuh sehingga harus dikeluarkan. Jika zat tersebut tidak dikeluarkan maka dapat menjadi racun bagi tubuh yangbersangkutan. Tumbuhan juga mengeluarkan zat sisa berupa uap air dan karbon dioksida (C02). Keduanya dikeluarkan melalui mulut daun (stomata) dan dan lenti sel.
6. Berkembang Biak (Reproduksi)
Sebagai kelanjutan proses tumbuh dan berkembang, makhluk hidup melakukan perkembangbiakanyang menghasilkan keturunan untuk mempertahankan jenisnya dari kepunahan.perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan berlangsung secara kawin (generatif) atau secara tidak kawin (vegetatif). Makin rendah tingkatan makhluk hidup itu makin mudah dan cepat perkembangbiakannya.
7. Makhluk Hidup Beradaptasi
Adaptasi merupakan kemampuan makhluk hidup menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidupnya. Makhluk melakukan adaptasi agar dapat bertahan hidup dan dapat menghasilkan keturunan. Keberadaan nakhluk hidup dibumi tetap lestari jika mempunyai kemampuan beradaptasi.
Selain hewan, tumbuhan juga mempunyai kemampuan beradaptasi, misalnya tumbuhan yang hidup didaerah kering mempunyai daun yang berukuran kecil, bahkan ada yang berbentuk seperti duri yang berfungsi untuk menyimpan cadangan air seperti kaktus.
Persamaan atau Perbedaan Tumbuhan dan Hewan
No Persamaan tumbuhan dan hewan Perbedaan
Tumbuhan Hewan
1





2









3





4




5
Sama-sama melakukan proses pernapasan



Sama-sama menerima dan memberikan tanggapanterhadap rangsang






Sama-sama memerlukan makanan dan air



Sama-sama dapat tumbuh dan berkembang


Sama-sama melakukan perkembangbiakan secara kawin dan tak kawin
- tidak memiliki alat pernapasan khusus
- mengambil dan mengeluarkan gas secara pasif

- Reaksi terhadap rangsang lambat, terbatas dan lebih pasif
- Menetap atau bergerak
- Dapat menyusun makanan sendiri dari zat-zat Sederhana yang ada dilingkungan

- Makanan diambil dalam bentuk gas dan cair

- Tumbuh kembang berlangsung selama hidupnya dan ada pada daerah tubuh tertentu

- Bentuk tubuh menyebar dan bercabang serta jumlah bagian tubuh tidak tentu Pembuahan terjadi didalam alat perkembangbiakan betina
- Jumlah anak banyak yang tidak dipeliharadan dilindungi unduknya

- memiliki alat pernapasan khusus
- mengambil dan mengeluarkan gas secara aktif

- Reaksi terhadap rangsang cepat, simultan dan aktif
- Dapat berpindah tempat


- Makan makhluk hidup lain Makanan diambil dalam bentuk padat dan cair
- Sama-sama dapat tumbuh dan berkembang Sama-sama dapat melakukan perkembangbiakan secara kawin dan tak kawin

- Tumbuh kembang terjadi pada masa tertentu dan serempak pada seluruh bagian tubuh
- Bentuk tubuh tertentu dan jumlah bagian tubuh tertentu Pembuahan dapat terjadi didalam dan luar tubuh Jumlah anak terbatas yang dipelihara dan dilindungi induknya



8. Penelitian Yang Relevan
1. Berdasarkan penelitian Andian Supriya (2006), tentang upaya meningkatkan pemahaman siswa kelas VI SDN 1 Kalasan pada konsep keseimbangan ekosistem dengan menggunakan model kooperatif tipe Word Square akan meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat meningkatkan prestasi belajar, motivasi dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA
2. Berdasarkan penelitian Purwanti (2007), tentang upaya peningkatan hasil belajar IPA melalui pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square pada SDN 1 Purbalingga bahasan Mahluk hidup dapat meningkatkan proporsi jawaban benar siswa, ketuntasan siswa dalam belajar dan kualifikasi baik serta dapat memperbaiki prestasi akademik siswa dan membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.















BAB III
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu menggambarkan bagaimana tingkat pemahaman siswa pada konsep Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Word Square.
3.l. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Halong Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan selama 3 bulan.
3.2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII. A dengan jumlah siswa 26 yang terdiri dari 12 orang laki - laki dan 14 orang perempuan.
3.3 Prosedur pelaksanaan penelitian
Penelitiari ini dilaksanakan dalam 2 siklus sesuai dengan tahapan-tahapan penelitian tindakan yang meliputi :
Siklus 1 Pertemuan I
Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelak¬sanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut.
1. Perencanaan (Planing)
a. Tim peneliti melakukan imalisis kurikulum untuk me¬ngetahui kompetensi dasar- yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakaii pembelajaran kooperatif tipe word square.
b. Membuat rencana pembelajaran kooperatif tipe word square.
c. Membuat lembar kerja siswa
d. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK.
e. Menyusun alat evaluasi pemhelajaran.
2. Pelaksanaan (Acting)
a. Membagi siswa dalam delapan kelompok.
b. Menyajikan materi pelajaran.
c. Diberikan materi diskusi.
d. Dalam diskusi kelompok, guru mengarahkan kelompok.
e. Salah satu dari kelompok diskusi, mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
f. Guru memberikan kuis atau pertanyaan.
g. Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan.
h. Penguatan dan kesimpulan secara bersama-sama.
i. Melakukan pengamatan atau observasi.
3. Pengamatan (Observation)
a. Situasi kegiatan belajar mengajar.
b. Keaktifan siswa.
c. Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok.
4. Refleksi (Reflecting)
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi. beberapa syarat sebagai berikut.
a. Sebagian besar (75% dari siswa) berani dan mampu menjawab pertanyaan dari guru.
b. Sebagian besar (70% dari siswa) berani menanggapi dan mengemukakan pendapat tentang jawaban siswa yang lain.
c. Sebagian besar (70% dari siswa) berani dan mampu untuk bertanya tentang materi pelajaran pada hari itu.
d. Lebih dari 80% anggota kelompok aktif dalam mengerjakan tugas kelompoknya.
e. Penyelesaian tugas kelompok sesuai dengan waktu yang disediakan.
Siklus I Pertemuan 2
Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
1. Perencanaan (Planning)
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.
2. Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran kooperatif dengan tipe word square berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.
3. Pengamatan (Observation)
Tim Peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran kooperatif tipe word square.
4. Refleksi (Reflecting)
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana (replaning) untuk siklus kedua.
Siklus II



Siklus kedua merupakan putaran kedua dari pembelajaran kooperatif tipe word square dengan tahapan yang sama seperti pada siklus pertama.
1. Perencanaan (Planing)
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.
2. Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran kooperatif dengan tipe WORD SQUARE berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus I pertemuan 2.
3. Pengamatan (Observation)
Tim Peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran kooperatif tipe word square.
4. Refleksi (Reflecting)
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe word square dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi:
1). Pemberian tes, teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar yang di capai siswa sebelum dan sesudah mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe word square.
2). Penyebaran angket, Yaitu untuk memperoleh data mengenai persepsi siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipa word square yang telah diikutinya. 3). Observasi, tekhnik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa dalam belajar dan aktivitas guru dalam mengelola pelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe word square.
3.5 Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1). Analisis kualitatif
Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis aktivitas siswa hasil observasi keaktivan siswa, aktivitas pelaksanaan rencana pembelajaran oleh guru dari hasil koesioner siswa serta hasil sebaran angket yang diberikan kepada siswa dalam pembelajaran kooperatif tipa word square.
2). Analisis kuantitatif
Teknik analisis secara kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa (hasil tes yang diberikan) sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan pembelajaran, dan hasil sebaran angket yang diberikan kepada siswa setelah kegiatan mengajar.
Teknik analisis yang digunakan untuk menentukan banyak siswa yang mampu menyelesaikan soal-soal pada setiap aspek yaitu analisis persentase dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :
P = prosentasi siswa yang menjawab benar
B = jumlah siswa yang menjawab benar
N = jumlah siswa total
(Arifin, 1999)
Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur bagaimana persepsi siswa dalam mengikuti pembelajaran , digunakan rumusan persentase (%);sebagai berikut:

Keterangan :
P = Persentase yang diperoleh
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden yang ada
( Porda, 2007 : 6)
3.6 Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil dengan ketentuan sebagai berikut: Peningkatan pemahaman siswa dengan tercapainya ketuntasan belajar siswa yaitu > 85% dari seluruh siswa dan mencapai ketuntasan individu > 65%. kriteria ketuntasan belajar yaitu :
l .ketuntasan Individual, Jika siswa mencapai ketuntasan > 65%.
2. Ketuntasan Klasikal, Jika > 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan > 65%.
Kurikulum 1994 dalam Yusuf (2003)

1 komentar:

Tuliskan Nama dan e-mail anda