(PNS Pemkab. Balangan, Direktur STKOM SAPTA COMPUTER)

Senin, 11 Januari 2010

Contoh Skripsi Pendidikan Matematika

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bukan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi kesuksesan siswa dalam belajar, tetapi masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhinya dan pada hakekatnya merupakan usaha sadar manusia untuk mengembangkan aspek kepribadiannya sesuai dengan sifat¬sifatnya yang ada dalam masyarakat dan yang terlibat serta bertanggung jawab adalah keluarga, sekolah (pemerintah), dan masyarakat yang di kenal sebagai Tripusat Pendidikan (Tirtaraharjo dan Sula, 2001:187-188). Ketiga unsur tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain dan sangat berkaitan. Ini berarti bahwa proses belajar tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Orang tua sebagai bagian yang paling penting terhadap usaha anak¬-anaknya meraih keberhasilan belajar di sekolah. Orang tua yang berpartisipasi dengan baik memberikan pengaruh terhadap keberhasilan anak-anaknya dalam belajar, terutama pada mata pelajaran matematika. Orang tua dapat menolong dan memandu anaknya dalam belajar matematika di rumah dan sebagainya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Orang tua biasanya selalu memberikan motivasi kepada anaknya, maupun pemberian perlengkapan belajar seperti buku, alat untuk berhitung dan lain sebagainya.
Banyak para orang tua yang tidak sadar akan besarnya pengaruh peranannya terhadap keberhasilan anak belajar di sekolah. Mereka berpikir dengan mengirim anaknya ke sekolah mereka akan terlepas dari tanggung jawab terhadap kegiatan belajar anaknya. Partisipasi orang tua terhadap kegiatan belajar di rumah dan tugas-tugas lainnya mutlak diperlukan. Pengertian dan kesamaan visi antara guru dan orang tua dapatlah kiranya diwujudkan, sehingga pemahaman seperti itu akhirnya akan dapat mengantarkan kepada keberhasilan siswa dalam belajar, khususnya pengajaran matematika. Karena matematika adalah pelajaran yang memerlukan konsentrasi yang tinggi dalam mempelajarinya dan diharuskan banyak latihan yang sangat membantu siswa dalam belajar. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan belajar secara optimal banyak faktor-yang mempengaruhi diantaranya faktor psikologis. Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Sebaliknya, tanpa hadirnya faktor-faktor psikologis bisa jadi memperlambat proses belajar bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam belajar (Sardiman, 1998:37).
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar matematika, maka siswa selalu dihadapkan pada berbagai masalah dalam pelajaran tersebut, mulai dari yang sederhana sampai yang rumit. Hal ini harus dicari pemecahannya melalui upaya menanamkan proses berpikir logis, kritis, cermat, objektif dan kreatif, sehingga persoalan-persoalan matematika yang sering dijumpai siswa dapat diselesaikan dengan mudah, cepat dan tepat.
Berkaitan dengan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa diperlukan penelitian empirik sehingga diperoleh gambaran yang nyata tentang keterkaitan antara partisipasi dan prestasi belajar.
Dari uraian di atas, timbul keinginan peneliti untuk mengetahui apakah ada hubungan antara partisipasi dengan prestasi belajar matematika tersebut. Sehingga peneliti merasa perlu untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul "Partisipasi Orang Tua Pada kegiatan Belajar dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMAN 1 Juai Pada Mata Pelajaran Matematika ".

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah partisipasi orang tua dalam membantu belajar anak-anaknya khususnya pelajaran matematika?
2. Bagaimana prestasi belajar Siswa SMAN 1 Juai Pada Mata Pelajaran Matematika?
3. Apakah terdapat hubungan antara partisipasi orang tua dengan prestasi belajar matematika anak?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat terhadap permasalahan diatas yakni:
1. Untuk mengetahui tingkat partisipasi orangtua terhadap pelajaran anak-anaknya khususnya pada mata pelajaran matematika.
2. Untuk mengetahui partisipasi orang tua dalam pelajaran matematika anaknya.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh partisipasi orangtua terhadap hasil belajar anaknya.

1.4 Hipotesis
Perumusan hipotesis alternatif (Ha) yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya. Hipotesis yang akan diuji kebenarannya adalah "ada hubungan Partisipasi Orang Tua Pada kegiatan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa SMAN 1 Juai Pada Mata Pelajaran Matematika ".

1.5 Asumsi
Asumsi dalam penelitian ini adalah bahwa partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar anak sangat penting, baik partisipasi secara langsung ataupun partisipasi secara tidak langsung.

1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan
Batasan masalah atau penegasan ruang lingkup masalah sebagai berikut : prestasi belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika yang dibatasi dalam kemampuan kognitif, dilihat pada nilai UAS SMAN 1 Juai Tahun Pelajaran 2008/2009 Semester I.

1.7 Manfaat Penelitian
Penulisan ini dapat bermanfaat antara lain:
1. Bagi orang tua sebagai informasi tentang kondisi partisipasi mereka dalam proses pengajaran matematika, khususnya di SMAN 1 Juai.
2. Bagi guru sebagai informasi tentang kondisi dan partispasi orang tua dalam kegiatan belajar siswa pada mata pelajaran matematika, hal ini diharapkan dapat memberikan masukan-masukan kepada guru dalam mengambil sikap dan solusi terhadap permasalahan tersebut.

1.8 Penegasan Istilah
Yang dimaksud dengan orang tua adalah orang tua kandung atau orang tua asuh.


















BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pengertian Prestasi Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Winkel (1996:53) belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.
Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.”
Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah disebabkan oleh dua faktor yang ada pada diri individu itu sendiri dan faktor yang ada di luar individu atau faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor individual adalah partisipasi orang tua. Sedangkan yang termasuk faktor sosiai antara lain faktor lingkungan sekolah, faktor guru, faktor keluarga dan lingkungan rumah. Masing-masing faktor tersebut dapat menyebabkan anak kurang berprestasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Usman & Setiawati (2001:9) adalah faktor internal dan faktor eksternal.
2.1 Faktor Internal
Faktor internal berasal dari dalam diri siswa meliputi faktor jasmaniah (fisiologi) dan faktor psikologis.
a. Faktor jasmaniah (fisiologi), yang termasuk faktor ini adalah panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.
b. Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas :
(1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki.
(2) Faktor non-intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi emosi dan penyesuaian diri.
c. Faktor kematangan fisik maupun psikis
2.2 Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar siswa, meliputi :
a. Faktor sosial, terdiri atas :
(1) Lingkungan keluarga
(2) Lingkungan sekolah
(3) Lingkungan masyarakat
(4) Lingkungan kelompok
b. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
c. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.
d. Faktor lingkungan spritual dan keagamaan.

2.2 Evaluasi Hasil Belajar
Fungsi evaluasi belajar bukan saja untuk mengetahui seberapa besar kemajuan siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas, tetapi yang lebih penting adalah sebagai alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat belajar, baik secara individu maupun kelompok (Arikunto, 1995:9) untuk dapat mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar ini, menurut Usman & Setiawati (2001:9) dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian:
a. Ulangan Harian
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan pendidik secara periodik untuk menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD) atau lebih. Ulangan harian merujuk pada indicator dari setiap KD. Bentuk ulangan harian selain tertulis juga secara lisan, praktik/perbuatan tugas dan produk sesuai dengan kompetensi yang akan diukur.
Frekuensi dan bentuk ulangan harian dalam satu semester ditentukan oleh pendidik sesuai dengan keluasan kedalam materi. Salah satu manfaat ulangan harian adalah ketuntasan belajar siswa pada setiap kompetensi dasar lebih dini diketahui oleh pendidik. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga perkembangan belajar siswa dapat segera diketahui sebelum akhir semester. Ulangan harian ini juga berfungsi sebagai diagnosis terhadap kesulitan belajar.
b.Ulangan Tengah Semester
Ulangan Tengah Semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah mereka mengikuti kegiatan pembelajaran selama 8-9 minggu.
Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Bentuk ulangan tengah semester selain tertulis dapat juga secara lisan, prakatik/perbuatan, tugas dan produk. Ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir semester.
c. Ulangan Akhir Semester
Ulangan Akhir Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester satu. Ulangan akhir semester dapat berbentuk tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan pengamatan, tugas, produk. Ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir tahun pelajaran.
d. Ulangan Kenaikan Kelas
Ulangan Kenaikan Kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhri semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester genap. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang mereprestasikan Kompetensi Dasar pada semester tersebut. Ulangan kenaikan kelas dapat berbentuk tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan, pengamatan, tugas dan produk.
Penilaian dari hasil tes tersebut dilambangkan dengan angka 0-100. Dalam penelitian ini gambaran tentang prestasi belajar matematika siswa dalam suatu ukuran nilai yang disajikan dalam nilai akhir yang diambil hanya dari perhitungan nilai Akhir Semester.
Akhirnya disimpulkan bahwa penilaian terhadap prestasi belajar matematika pasti akan diperoleh hasil yang beraneka ragam yaitu sebagian siswa tidak berhasil atau kurang, sebagian siswa tersebut berprestasi sedang dan sebagian lain adalah kelompok siswa yang berhasil dengan baik.

2.3 Peranan Orang Tua dalam Pendidikan Anak
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa berasal dari luar siswa (faktor eksternal) adalah faktor lingkungan keluarga. Suatu keluarga inti terdiri atas ayah, ibu, dan anak atau keluarga yang diperluas (di samping inti, ada orang lain : kakek/nenek, adik/ipar, pembantu, dan lain-lain). Seorang anak dalam kenyataannya lebih cenderung dekat kepada ibunya daripada ayahnya. Kenyataan ini dapat dipahami atas rasional bahwa memang dalam keseharian, ibu lebih dekat dengan anak¬-anaknya daripada ayahnya karena pekerjaan yang diembannya. Namun demikian, baik ayah maupun ibu memiliki tanggung jawab yang sama terhadap pendidikan anaknya yaitu:
1. Orang tua sebagai pemotivator belajar anak di luar sekolah.
2. Orang tua sebagai pembimbing anak dirumah.
3. Orang tua sebagai pengarah dan pelindung anak.
4. Orang tua sebagai orang yang memenuhi kebutuhan anak, agar proses pendidikan anak dapat berhasil.
(Indoskripsi, 2008)





















BAB III
METODE PENELITIAN


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu situasi kondisi, suatu sistem penilaian pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2008:63).

3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 1 Juai Tahun Pelajaran 2008/2009, sedangkan sampel yang digunakan sebanyak tiga kelas yaitu kelas X1, XI IPS1, dan XII IPS1 dan angket diujicobakan pada masing-masing kelas dengan diwakili 10 siswa tiap kelas sehingga diujicobakan terhadap 30 siswa dengan kelas yang berbeda. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat seperti pada tabel berikut:
Tabel 1. Distribusi Populasi dan Sampel
No Kelas Jumlah Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 X1
X2
X3
X4
XI IPA1
XI IPS1
XI IPS2
XII IPS1
XII IPS2
XII IPA 35
34
35
30
30
36
35
34
36
34 Ujicoba




Sampel/Ujicoba

Sampel/Ujicoba
JUMLAH 338


3.2 Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data tentang partisipasi orang tua digunakan angket skala reting (rating scala) dengan 3 dan 2 skala yang menunjuk pada skor tertentu. Pada tahap awal angket disusun oleh peneliti sebanyak 15 butir dengan berpedoman pada indikator yang telah ditetapkan dengan kisi-kisi sebagai berikut:
Tabel 2. Kisi-kisi instrumen variabel partisipasi orang tua
No Variabel Sub Variabel Indikator Nomor butir Jumlah
(+) (-)
1





2




3




4 Partisipasi orang tua Perhatian
 Memperhatikan nilai matematika
 Menanyakan pelajaran
 Memeriksa raport
Sarana
 Tempat belajar
 Kelengkapan alat belajar
 Les tambahan
Sikap
 Sikap jika ada Tugas Sekolah
 Menyarankan belajar kelompok
Dorongan
 Pemberian pujian, nasehat dan hadiah jika berhasil
 Membantu jika dalam kesulitan
Menyebutkan perhatian orang tua



Menyebutkan sarana-sarana yang diberikan orang tua

Menyebutkan sikap yang diberikan orang tua

Menyebutkan dorongan yang diberikan orang tua 5 6 7 8 9 15 12




1 2 3




4 11 14




10 13 7





3




3




2
Jumlah 15

Angket yang digunakan disusun dengan memperhatikan indikator partisipasi orang tua yang terdiri dari 15 item dengan masing-masing 3 dan 2 option. Setiap option diberi skor dengan sistem penskoran sebagai berikut :
Tabel 3. Pedoman penskoran angket partisipasi orang tua
Jenis Pertanyaan - pertanyaan Skor pada alternatif
Ada/sering Kadang-kadang Tidak pernah
Positif
Negatif 3
1 2
2 1
3
Sebelum digunakan terhadap sampel penelitian, angket di uji cobakan terhadap sampel uji setelah di uji cobakan kemudian hasil uji coba tersebut dianalisis dengan menguji tingkat validitas dan reabilitas butir soal. Untuk mengukur validitas angket menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagaimana ditulis oleh Arikunto (1995 :72).

keterangan :
rxy = korelasi antara butir angket dengan skor totalnya
X = skor yang diperoleh responden pada butir yang akan di uji validitasnya
Y = skor total yang diperoleh setiap siswa
N = banyak responden uji coba
Setelah butir-butir yang tidak valid digugurkan, kemudian dihitung koefisien realibilitas instrumen dengan menggunakan rumus alpha sebagaimana ditulis oleh Arikunto :

Keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas
n = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= jumlah varians butir
= varians total

3.3 Prosedur Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan menggunakan teknik angket dan dokumentasi.

a. Teknik angket
Teknik angket dipergunakan untuk memperoleh data yang mengenai partisipasi orang tua terhadap siswa, yang mana angket disebarkan pada siswa sebagai objek penelitian.
b. Teknik dokumentasi
Teknik Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar matematika dengan mengambil nilai hasil ulangan kenaikan kelas yang ada pada guru.
3.4.1 Variabel penelitian
Dalam suatu penelitian ada 2 macam variabel, yaitu :
1. Variabel pengaruh / Variabel bebas
2. Variabel terpengaruhVariabel terikat

3.4 Teknik Analisis Data
3.4.1 Pengolahan Data
Sebelum hipotesis di uji, maka data yang dikumpulkan melalui angket terlebih dahulu dilakukan pengolahan data. Pengolahan data yang dimaksud adalah pengelompokkan data menurut kategori pengelompokkan data menurut Azwar, Saifuddin (1998:108) sebagai berikut :
Tabel 4. Pedoman sebaran data penelitian
Interval Kategori
x ≤– 1,5
– 1,5 < x < + 0,5
– 0,5 < x < + 0,5
+ 0,5 < x < + 0,5
+ 1,5 < x
Sangat rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi

Dalam populasi teoritik yang mengikuti sebaran normal standar Distribusi populasi di atas tampaknya sangat layak untuk digunakan sebagai dasar kategorisasi subjek, sehingga apabila diterapkan dalam penelitian berikut yang secara teoritis kemungkinan skornya berkisar dari 13 sampai dengan 32,5 dan akan menghasilkan kategori skor sebagai berikut :
Tabel 5. Kategori partisipasi orang tua
Nilai Kategori Skor
x ≤ 13
13< x < 19,5
19 < x < 26
26 < x < 32,5 Sangat rendah
Rendah
Cukup
Tinggi

Untuk prestasi belajar digunakan konversi skala 5 yaitu untuk memberikan interpretasi pada hasil yang diperoleh, sebagaimana yang dikemukakan oleh Tapilaw (1998:271) yakni sebagai berikut :
Tabel 6. Kategori Tingkat Prestasi belajar matematika.
Tingkat Prestasi Tingkat Kategori
0% - 54%
55% - 64%
65% - 79%
80% - 89%
90% - 100% Sangat rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi
Dengan terlebih dahulu menentukan persen, yaitu besarnya nilai yang seharusnya dicapai jika tes tersebut dikerjakan dengan hasil 100% dengan rumus penilaian sebagai berikut :

keterangan :
P = tingkat penguasaan dalam persentase
F = frekuensi
N = banyaknya siswa


3.4.2 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, digunakan Uji independen dua faktor sebagai berikut :

X2 adalah nilai khi-kuadrat
fo adalah frekuensi hasil pengamatan
fe adalah frekuensi teoretis atau ekspektasi (harapan)
(Sudjana: 1987:160)
dari hasil X2 kita dapat memberikan interpretasi dengan menggunakan (db) = N - 2 dan taraf signifikansi 5% dengan kriteria :
Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima
Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak
(Sudijono, 2008:382)
Untuk mengukur kadar asosiasi atau relasi anatar dua himpunan atribut dapat kita gunakan koefisien kontingensi atau C dengan rumus:

X2 = chi kuadrat
N = jumlah sampel
C = koefisien kontingensi

(Sudjana: 1987:160)
Kemudian dilanjutkan dengan analisis korelasi yaitu untuk mengetahui besarnya kontribusi partisipasi orang tua terhadap prestasi belajar matematika digunakan deteminasi c x 100%.

1 komentar:

  1. ass..... kk bisa tidak kirim contoh skripsi buat matematika pendidikan yang terbaru
    Rizky.awalita@yahoo.co.id

    BalasHapus

Tuliskan Nama dan e-mail anda