(PNS Pemkab. Balangan, Direktur STKOM SAPTA COMPUTER)

Kamis, 21 Januari 2010

Contoh Skripsi Pendidikan IPA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Menurut Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 17 ayat 1 dan 2, Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain sederajat (Depdiknas, 2006:82).
Materi Energi alternatif dan cara penggunaannya bukanlah materi yang sukar, tetapi menjadi tidak mudah apabila ketika diberikan secara langsung kepada siswa dengan menggunakan penyampaian secara konseptual saja atau dengan menggunakan metode ceramah, oleh karena itu perlu dicoba dengan mengunakan model kooperatif tipe STAD. Karena model kooperatif tipe STAD memiliki kelebihan antara lain: Dalam penelitian digunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD karena memiliki keunggulan yakni:
a. Membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.
b. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapatkan nilai rendah, karena dalam pengetesan lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya.
c. Menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama.
d. Menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi serta menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.
(Purwanti, 2008 : 27)
Dalam era global, teknologi telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga, informasi lebih mudah diperloleh, hendaknya siswa aktif berpartisipasi sedemikian sehingga melibatkan intelektual dan emosional siswa didalam proses belajar. Hasil belajar disini berarti hasil belajar mental walaupun untuk maksud ini sedapat mungkin dipersyaratkan keterlibatan langsung hasil belajar fisik dan tidak nya berfokus pada satu sumber informasi yaitu guru yang hanya mengandalakan satu sumber komunikasi. Seringnya rasa malu siswa yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan guru, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga berpulang pada rendahnya prestasi belajar siswa. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan hasil belajar dengan mengadakan komunikasi yaitu guru dengan siswa dan siswa dengan rekannya. Salah satu pembelajaran yang ditawarkan adalah kooperatif tipe STAD.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu diadakan Penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar siswa terhadap konsep energi alternatif pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD di Kelas IV SDN Kaladan Kecamatan Paringin Selatan Kabupaten Balangan”.



1.2. RUMUSAN MASALAH
Sehubungan dengan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu :
a. Bagaimanakah Respon siswa Kelas IV SDN Kaladan Tentang Energi alternatif dan cara penggunaannya dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif STAD ?
b. Bagaimanakah meningkatkan Hasil belajar siswa SD N Kaladan Tentang Energi alternatif dan cara penggunaannya dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif STAD ?

1.3. RENCANA PEMECAHAN
Dari perumasan masalah diatas, maka masalah-masalah tersebut dibatasi pada:
1. Hasil belajar siswa Kelas IV setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif STAD.
2. Aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif STAD.
3. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif STAD.

1.4. TUJUAN PENELITIAN
Adapun penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui respon siswa kelas IV SDN Kaladan Tentang Energi alternatif dan cara penggunaannya menggunakan Pembelajaran Kooperatif STAD.
2. Meningkatkan Hasil belajar siswa Kelas IV IPA SDN Kaladan Tentang Energi alternatif dan cara penggunaannya dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif STAD .

1.5. MANFAAT PENELITIAN
Dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1) Bagi siswa, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar, khususnya terhadap materi Tentang Energi alternatif dan cara penggunaannya.
2) Bagi sekolah, yaitu meningkatkan kualitas PBM di Sekolah dan tingkat kelulusan Sekolah.
3) Bagi guru, yaitu sebagai bahan informasi dan bahan kajian untuk dapat meningkatkan kemampuan mengajar.
4) Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam pengembangan keilmuan untuk selanjutnya dapat digunakan dalam pembelajaran apabila terjun langsung sebagai pendidik.










BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Pengertian Belajar
Menurut Slameto (1995 : 66) belajar adalah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan sesama. Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran IPA tentang Energi alternatif dan cara penggunaannya, penyampaian konsep IPA masih menekankankan pada konsep yang ada dalam buku yang dijadikan sebagai sumber belajar saja. Pola pembelajaran seperti ini sudah tidak sesuai lagi dan tidak akan merangsang pola berpikir anak. Salah satu pernbelajaran yang dapat merangsang pola pikir anak adalah pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif STAD. (Yulihoney, 2009 : 3)
2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya eksternal. Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu, pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempenguhi belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Adapun faktor-faktor yang dimaksud menurut Purwanto (2002 : 34) meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual, dan
2. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial
Yang termasuk dalam faktor individual antara lain : faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
2.3. Model Pembelajaran
a. Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran Langsung adalah Model Pembelajaran penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Model Pembelajaran ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang menggunakan Model Pembelajaran langsung terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak disamping menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri.
b. Model Pembelajaran berdasarkan masalah
Model Pembelajaran berdasarkan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan. Dalam pendekatan ini ada dua versi. Versi pertama siswa dapat menerima saran tentang prosedur yang digunakan, cara mengumpulkan data, menyusun data, dan menyusun serangkaian pertanyaan yang mengarah ke pemecahan masalah. Versi kedua, hanya masalah yang dimunculkan, siswa yang merancang pemecahannya sendiri. Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membantu memberi petunjuk.
c. Model Pembelajaran kooperatif
Dalam Model Pembelajaran ini terjadi interaksi antar anggota kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu.
Pendekatan yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah IPA adalah dengan pendekatan kooperatif. Pembelajaran kooperatif ada beberapa jenis antara lain Ada lima ( 5 ) tipe/variasi dalam model pembelajaran kooperatif ini, yaitu: (1) Student Teams-Achievement Division (STAD) (2) Teams Games¬Tournaments (TGT) (3) Jigsaw (4) Think-Pair-Share (TPS) dan (5) Numbered Head an together (NHT).
. (Cecep, 2008 : 6)
2.4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan pembelajaran artinya belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran dan mempunyai ciri-ciri, manfaat, keterampilan-keterampilan serta tipe-tipenya yaitu student team achievement divisons (STAD), team games tournament (TGT), jigsaw, penyelidikan kelompok, think pair share dan numberel head together
STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dimana siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat Hasil belajar, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dimana pada saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat Hasil belajarnya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Tipe pembelajaran inilah yang akan diterapkan dalam pembelajaran IPA.
(http://www.trisnimath.blogspot.com)
Langkah- Langkah kegiatan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD adalah sebagai berikut:
a. kegiatan pendahuluan
 guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan mempresensi kehadiran siswa
 guru memberikan motivasi kepada siswa dengan bertanya Aktifitas ekonomi apa saja yang dilakukan setiap hari oleh masyarakat di desamu?
b. Kegiatan inti '
 guru menuliskan topik pada papan tulis dan menyampaikan indikator pencapaian belajar
 guru membentuk kelompok secara heterogen
 guru memberikan lembar kerja siswa kepada semua kelompok dan memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota mengerti
 guru memberi pertanyaan kepada seluruh siswa, pada saat menjawab tidak boleh saling membantu
C. Kegiatan penutup
 guru mengevaluasi dengan memberikan kuis / pertanyaan
 guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran
(Habibatul Hairiah, 2008 : 11)
2. 5. Materi Energi Alternatif
Energi Alternatif
1. Berbagai Sumber Energi Alternatif
Sesungguhnya, alam menyediakan berbagai energi alternatif yang tidak akan habis. Energi alternatif itu antara lain dapat diperoleh dari matahari, angin, air, dan panas bumi.
a. Matahari
Matahari merupakan sumber energi terbesar bagi bumi. Energi yang diberikan matahari berupa energi panas dan energi cahaya. Energi panas dan energi cahaya matahari dapat langsung kita gunakan. Energi matahari dapat pula diubah dulu menjadi energi listrik, baru kemudian dipakai untuk menjalankan berbagai peralatan sehari-hari.
Energi cahaya matahari menerangi bumi di siang hari. Energi cahaya ini dapat langsung kita nikmati. Bumi menjadi terang benderang sehingga kita tidak perlu menyalakan lampu. Tumbuhan hijau juga memanfaatkan energi cahaya untuk membuat makanannya.
Energi cahaya matahari dapat juga diubah dulu menjadi listrik. Cahaya matahari diubah menjadi listrik oleh alat yang disebut sel surya. Sel surya dibuat dari lembaran silikon tipis. Bagian atas lembaran itu dibuat dari silikon yang sedikit berbeda dengan bagian bawah lembaran. Saat cahaya matahari jatuh mengenainya, terjadi arus listrik yang mengalir lewat kawat yang menghubungkan bagian atas dengan bagian bawah. Saat ini, sel surya mulai dicoba untuk menggerakkan mobil dan pesawat terbang bertenaga matahari.
Energi panas matahari dapat dimanfaatkan langsung, misalnya sebagai pemanas air di rumah. Panas matahari dikumpulkan dalam suatu alat yang disebut panel surya. Panel surya biasanya diletakkan di atas atap rumah. Di tempat itu, panel surya dapat menangkap panas matahari dengan lebih baik. Panel surya tersusun dari lapisan kaca, lapisan tembaga, dan pipa. Lapisan kaca merupakan bagian luar (atas). Di bawahnya ada lapisan tembaga yang dicat hitam. Tembaga merupakan penghantar panas yang baik. Demikian pula, warna hitam adalah warna yang paling kuat menyerap panas. Panas yang dikumpulkan lapisan ini akan memanaskan rangkaian pipa di bawahnya. Di dalam pipa ini ada cairan. Cairan itu ikut menjadi panas. Dengan bantuan pompa, cairan itu mengalir ke arah tertentu. Aliran panas dari cairan ini memanaskan air dalam tangki. Dengan demikian, air dalam tangki pun seluruhnya menjadi panas.
b. Angin
Angin yang sangat besar dapat membawa bencana. Akan tetapi, jika tenaga angin dimanfaatkan, tentu dapat menolong manusia memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tenaga angin sudah dimanfaatkan orang sejak zaman dahulu. Kapal layar dapat berkeliling dunia dengan hanya menggunakan energi angin. Tenaga angin juga digunakan untuk menjalankan mesin penggiling jagung dan pompa air. Kincir angin tradisional juga masih dapat ditemui di Negeri Belanda.
Saat ini, tenaga angin dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Alat yang menghasilkan listrik dari tenaga angin ini disebut juga aerogenerator. Generator ini pada umumnya berbentuk menara. Pada puncak menara dipasang kincir atau baling-baling. Baling-baling berputar saat diterpa angin. Panjang baling-baling ada yang mencapai 20 meter. Perputaran baling-baling inilah yang menyebabkan generator menghasilkan listrik.
Aerogenerator ini dipasang di lapangan terbuka yang sangat luas. Jumlah aerogenerator yang dipasang sangat banyak. Semakin banyak aerogenerator, semakin besar energi listrik yang dihasilkan.
c. Air
Air selalu mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Aliran air ini dapat digunakan sebagai sumber energi. Aliran air yang sangat deras merupakan sumber energi gerak. Energi gerak ini dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Aliran air yang makin banyak dan deras menghasilkan listrik yang makin besar.
Pada stasiun pembangkit listrik tenaga air, air biasanya dibendung sehingga per¬mukaannya menjadi tinggi. Stasiun pem bangkit listrik tenaga air biasanya dibangun di wilayah perbukitan yang sering terjadi hujan. Air yang dibendung, posisinya jauh lebih tinggi daripada stasiun pembangkit listriknya. Air yang dibendung ini lalu dialirkan melalui terowongan yang menurun. Aliran air tersebut memutar turbin yang dihubungkan dengan generator. Generator yang berputar menghasilkan energi listrik.
d. Panas bumi
Bumi yang berbentuk seperti bola, sesungguhnya tersusun dad beberapa lapisan. Pusat bumi terbentuk dari lapisan batuan yang sangat panas. Hal ini menunjukkan bahwa bumi merupakan sumber energi panas yang sangat besar.
Di beberapa tempat, sumber energi panas ini cukup dekat ke per¬mukaan bumi sehingga orang memanfaatkan tenaga panas bumi ini. Air yang mengalir ke dalam tanah akan kembali ke permukaan sebagai uap air yang memancar. Air panas ini disebut juga geyser.
Tenaga panas bumi digunakan untuk menghasilkan listrik. Proses yang terjadi di stasiun pembangkit listrik tenaga uap dapat kamu pelajari Air dingin dari permukaan dipompa dan dialirkan melalui pipa ke dalam tanah hingga ke lapisan batuan panas. Saat sampai di sana, air langsung mendidih dan berubah menjadi uap air panas. Uap panas ini memutar turbin. Turbin kemudian memutar gene¬rator sehingga listrik dihasilkan. Matahari, angin, air, dan panas bumi rnerupakan sumber energi alternatif.
2. Keuntungan Penggunaan Energi Alternatif
Semua yang ada di bumi ini memiliki keuntungan dan kerugian. Hal ini juga terjadi dalam pemanfaatan sumber energi. Sumber energi dari bahan bakar fosil memiliki keuntungan sebagai berikut. -
1. Tidak dibutuhkan biaya terlalu besar untuk mendapatkannya. Bahkan di beberapa bagian bumi, batu bara dapat diperoleh hanya dengan mengeruk batuan di permukaan bumi.
2. Penggunaan bahan bakar fosil lebih mudah. Misalnya, bensin tinggal dituang ke tangki bensin untuk menggerakkan mobil. Minyak tanah dapat langsung digunakan untuk menyalakan lampu.
Sementara kerugian penggunaan bahan bakar fosil antara lain sebagai berikut.
1. Lama-kelamaan, bahan bakar fosil akan habis jika digunakan terus-menerus.
2. Bahan bakar fosil dapat mencemari lingkungan karena adanya gas racun sisa pembakaran, misalnya karbon monoksida. Gas-gas buangan ini mencemari lingkungan.
Sumber energi alternatif memiliki keuntungan sebagai berikut.
1. Sumber energi alternatif dapat terus digunakan karena tidak akan habis. Matahari, air, angin, dan panas bumi terus memberikan energinya sepanjang masa.
2. Energi yang dihasilkan oleh sumber energi alternatif sangat besar. Contohnya energi yang terkandung dalam cahaya matahari yang jatuh di jalan raya di seluruh Amerika Serikat dalam setahun, besarnya dua kali lipat energi yang dapat dihasilkan dari penggunaan batu bara dan minyak bumi di seluruh dunia dalam setahun.
3. Energi alternatif tidak mencemari lingkungan karena tidak menghasilkan zat-zat buangan ke lingkungan.
Sementara kesulitan dalam pemanfaatan energi alternatif antara lain sebagai berikut.
1. Dibutuhkan biaya yang besar untuk dapat memanfaatkan energi alter¬natif. Misalnya, untuk membuat Stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Air perlu dibuat bendungan besar lebih dulu. Hal ini tentu membutuhkan biaya besar.
2. Dibutuhkan teknologi tinggi untuk mengubah energi alternatif menjadi bentuk energi yarig dapat digunakan. Misalnya, para ahli harus dapat membuat alat yang dapat menembus batuan panas di pusat bumi. Padahal, suhu yang tinggi dapat membakar pipa pengebor.
3. Tersedianya energi alternatif dipengaruhi oleh musim. Saat musim kemarau panjang, misalnya, volume air di bendungan menyusut. Akibatnya, energi listrik yang dihasilkan juga berkurang.
Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan energi alternatif jauh lebih besar dibandingkan dengan kesulitan dalam pemanfaatannya.
(Haryanto, 2007 : 161-167)

2.6. KERANGKA BERFIKIR
Dengan model pembelajaran dan pendekatan yang lainnya hasil pembelajaran IPA kela IV SDN Kaladan Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan belum mencapai nilai maksimal, karena sebagian siswa tidak begitu aktif dan termotivasi mengikuti proses belajar.

2.7. HIPOTESIS
Berdasarkan landasan teori, maka hipotesis penelitian ini adalah: Ada peningkatan pemahaman materi Energi alternatif dan cara penggunaannya pada siswa kelas IV SDN Kaladan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. DESAIN PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini didesain seperti berikut :









Bagan Penelitian Tindakan Kelas
( Suhardjono, 2008 : 74)
Pada pelaksanaan desain penelitian diatas, penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus sehingga didapat solusi yang terbaik sesuai dengan perencanaan awal. Setiap siklus terdiri dari beberapa langkah berikut : (1) Perencanaan, kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah membuat skenario pembelajaran pada pokok bahasan Energi alternatif dan cara penggunaannya, merancang LKS, menyiapkan lembar observasi dan menyiapkan alat bantu yang diperlukan dalam mengajar. (2) Pelaksanaan Tindakan, pada tahap ini melaksanakan skenario pembelajaran dan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya dalam tahap perencanaan, (3) Observasi, dilakukan dengan mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap subyek penelitian (siswa), dan merekam segala aktivitas yang berlangsung selama pembelajaran.(4) Refleksi, merupakan gambaran dari hasil pelaksanaan tindakan, baik pada siklus I, II, dan seterusnya. Pada tahap ini peneliti mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan serta memperbaiki rencana tindakan untuk diterapkan pada siklus berikutnya.

3.2. SETTING PENELITIAN
Setting penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN Kaladan Tahun Pelajaran 2009/2010 Semester.2 yaitu siswa Kelas IV sebanyak 11 orang. Keseluruhan siswa tersebut dibagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 2 orang siswa dan 3 orang siswa Pada mata pelajaran IPA.

3.3. FAKTOR YANG DITELITI
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah
1. respon siswa kelas IV SDN Kaladan Tentang Energi alternatif dan cara penggunaannya menggunakan Pembelajaran Kooperatif STAD.
2. Hasil belajar siswa Kelas IV IPA SDN Kaladan Tentang Energi alternatif dan cara penggunaannya dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif STAD .

3.4. SKENARIO TINDAKAN
Metode penelitian ini adalah merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Penelitian Tindakan Kelas IV peneliti terlibat langsung di dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa laporan.



1. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas untuk siklus pertama dan dua dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Rencana Tindakan
Sebelum dilaksanakan penelitian perlu dilakukan berbagai persiapan hingga semua komponen yang direncanakan dapat dikelola dengan baik. Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh adalah :
1) membuat rencana atau skenario pembelajaran siklus I dan siklus II yang berisi langkah-langkah yang dilakukan guru dan bentuk kegiatan yang dilakukan siswa.
2) Mempersiapkan sarana pendukung kegiatan belajar mengajar,
3) Membuat lembar observasi untuk merekam pelaksanaan tindakan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang direncanakan.
3. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan yaitu Penggunakan Pembelajaran Kooperatif STAD dalam upaya peningkatan pemahaman siswa kelas IV SDN Kaladan tentang Energi alternatif dan cara mencontohkan benda-benda yang bisa di buat Energi alternatif dan cara penggunaannya dengan yang didukung dengan penggunaan lembar observasi yang telah dibuat, baik lembar observasi



untuk guru seperti lembar observasi pengelolaan pembelajaran untuk siklus I dan II dan lembar observasi terbuka serta lembar observasi sistematis siklus I dan II siklus I dan II dan untuk siswa lembar observasi terstruktur siklus I dan II, format pengamatan aktivitas siswa dalam KBM siklus I dan II dan presentasi respon siswa terhadap KBM siklus I dan II.
4. Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Hasil dari observasi guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi sehingga dapat melakukan perbaikan guna perencanaan berikutnya apakah kegiatan yang telah dilakukan telah dapat meningkatkan kemampuan siswa tentang Energi alternatif dan cara penggunaannya dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif STAD.

3.5. CARA PENGGALIAN DATA
a. Jenis dan Sumber Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Lembar observasi guru dalam pembelajaran Energi alternatif dan cara penggunaannya dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif STAD.
2. Lembar observasi siswa dalam pembelajaran Energi alternatif dan cara penggunaannya dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif STAD
3. Angket siswa terhadap kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran tentang Energi alternatif dan cara penggunaannya dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif STAD
4. Soal tes awal siklus I dan soal test akhir siklus II.

b. Teknik Pengumpulan Data
1. Data kuantitatif berupa data hasil belajar yang diambil dari tes awal dan tes akhir.
2. Data kualitatif berupa data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dan angket.
c. Teknik Analisis Data
Ada dua data yang diperoleh yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Untuk data kuantitatif berupa hasil observasi siswa maupun guru dianalisa dengan secara naratif. Data kuantitatif yang berupa post tes dianalisa teknik presentase. Hal ini berguna untuk menentukan ketuntasan belajar secara individual dan klasikal.



3.6. INDIKATOR KEBERHASILAN
Kriteria ketuntasan belajar
1. Ketuntasan individual, jika mencapai ketuntasan lebih dari 65.
2. Ketuntasan klasikal, jika lebih dari 85 % dari seluruh siswa mencapai ketuntasan lebih dari 65.

2 komentar:

  1. pak, cara menghitung freetest dan posttest siswanya gimana ya? kebetulan saya sedang mencari itu.... makasih sebelumnya :)

    BalasHapus
  2. tolong lengkapkan sampai penutun dan kesimpulan donk...
    mkasih.
    di tunggu balesannya...

    BalasHapus

Tuliskan Nama dan e-mail anda